“Hm, Igor … kok aku jadi nggak tega cukur jambang kamuuuu,” ujar Gema sedih ketika sudah bersiap-siap membabat habis seluruh bulu-bulu di wajah Igor. Gunting kecil sudah ada di tangannya, semua alat cukur lengkap sudah cantik tertata di sisinya. Seperti sebelumnya, dia duduk di hadapan Igor di atas wastafel kamar mandi dengan posisi mengangkang. Igor meremas paha Gema. “Kamu belum siap. Kalo kamu nggak tega, tunda dulu. Atau … aku cukur di barber shop aja, biar kamu tenang,” usul Igor. Gema memegang pipi Igor dan memandangnya cukup lama. Bibirnya semakin maju. Gema cemberut. “Udah, aku risih, sayang. Udah lama nggak mencium kamu skin to skin. Kangen kayak dulu. Kangen sentuh kamu sepenuhnya. Capek dihalangi sama bulu-bulu ini,” Gema tersenyum mendengar keluh Igor. Igor meraih gunti

