Rayden tak mampu berkata-kata saat Jade menunjukkan bukti yang ia punya. Bukti yang membuatnya marah besar hingga berniat menghabisinya. “Se- sejak kapan?” batin Rayden. Ia benar-benar tak tahu menahu mengenai isi chat itu. Namun, saat ia hendak mengatakannya, sebuah pukulan keras menghantam kepala. Duagh! Satu pukulan mendarat keras di kepala Rayden yang mana pukulan itu diberikan oleh ayahnya sendiri. Dewangga benar-benar kecewa, tak mengira anaknya bisa memiliki hati busuk seperti ini. Perlahan Rayden ambruk ke samping. Pukulan yang ayahnya berikan membuatnya tumbang setelah berusaha tetap bertahan. Di ambang sisa kesadarannya, Rayden mulai menyadari sesuatu. Ia telah dijebak, telah difitnah. Dan ia yakin, semua tak akan berakhir sampai di sini. Mata Rayden mulai terpejam saat