“Jadi, kamu sudah hidup dengan benar sekarang?” tanya ini bernada apatis, ada sinis di setiap tatap yang diberikan. Memaksa Jofan sedikit bersalah, menunduk cukup dalam sembari memerhatikan ujung sepatu. Mereka duduk di bangku panjang yang ada di pinggir pemakaman, membiarkan Bimby memunguti bunga-bunga cempaka yang berjatuhan di tanah. Perempuan itu hanya bertingkah seperti biasa, menikmati kesendirian yang ia minta ketika menyuruhnya menjauh. Jofan tak mau jika sampai perempuan tua ini melibatkan orang yang tidak terhubung dengan insiden tujuh tahun silam. “Apa tawamu berhak mengudara bebas saat kematian putraku tak menemukan keadilan?” Lagi-lagi dia harus tersudut oleh kalimat mematikan, “Jika bukan karena kamu, mereka tak akan membuat hidupnya sengsara. Apa sekarang gadis itu yang in