Bu Jujuk yang sebelumnya disembunyikan Mbok Sum di kamar, masuk ke dalam ruangan dengan kepala tegak. Tidak ada sedikitpun ketakutan di dirinya sekarang. Ia sudah siap menerima konsekuensi atas segala perbuatannya di masa lalu. Tangan mencencang bahu memikul. Berani berbuat, ia juga harus berani bertanggung jawab. "Apa-apaan ini, Suster? Bukannya tadi pagi kita sudah sepakat untuk mengubur masalah ini dalam-dalam? Suster siap masuk penjara?" Bu Ningsih histeris. Ia tahu kesempatannya untuk lolos hampir tidak mungkin lagi. Saksi hidupnya ada di depan mata. "Masih berani bilang fitnah, Bu Ningsih? Ini ada orangnya. Silakan duduk Bu Jujuk. Lanjutkan sisa ceritanya." Bagas tersenyum puas. Manusia licik nan telengas seperti Bu Ningsih ini memang harus dikuliti sampai ke akar-akarnya. Bu Juju