Hujan lagi. Meninggalkan jejak-jejak basah di sepanjang teras panti. Cekungan-cekungan tanah mulai terbentuk pada tanah basah yang ditapaki jejak kaki, juga pada tanah basah yang ditetesi air hujan. Hujan bukan saja mengurungi orang-orang dari dinginnya air yang mengucur dari langit, tapi hujan juga mengurung duka-duka dalam kemuraman yang panjang. Isak tangis, lantunan ayat-ayat, juga gumaman bela sungkawa memenuhi aula panti tempat sesosok tubuh disemayamkan sejak siang tadi. Sore ini seharusnya seorang Bumi kembali pada bumi. Namun hujan seolah memberi kesempatan pada orang-orang untuk memberi penghormatan terakhir pada tubuh kaku berbalut kain kafan. Hujan seolah memberi ruang dan waktu bagi Kienar untuk menyurutkan air matanya. Karena hujan kini bukan saja mengurung tubuhnya yang