Pagi-pagi sekali Arkan sudah bersiap untuk keluar rumah mengurus izin cafenya yang terpaksa dicabut karena kedapatan menjual barang-barang terlarang. Entah siapa yang telah menjebaknya, dia harus mencari tahu dan membalasnya. Dua kejadian itu membuatnya yakin kalau semua adalah perbuatan seseorang yang membenci dirinya. Tidak mungkin kalau semua hanya kecelakaan. “Arkan mau ke mana?” Raras yang terkejut melihat putranya keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Pun dengan Maura yang tengah membantu ibu mertuanya menyiapkan sarapan. “Ada masalah di cafe, saya harus segera mengatasinya,” katanya seraya melanjutkan langkahnya menuju ke pintu utama. Raras buru-buru mencegah putranya agar tidak pergi mengingat kalau Arkan harus banyak istirahat efek dari kecelakaan tempo hari. “S

