Arkan mengecup kening Airin yang terlelap usai percintaan panas mereka sekitar tiga puluh menit lalu. Kemudian pria itu turun dari ranjang mengambil bokser dan celana kainnya. Arkan melangkah ke arah bufet di mana dia meletakan barang-barang bawaannya di sana, termasuk ponselnya. Ada panggilan tak terjawab yang datangnya dari Prasetyo sekitar sepuluh menit lalu. Arkan pun melangkahkan kakinya ke arah balkon dan membuka pintu geser tersebut untuk menelepon asistennya. Hari sudah sore saat dia menatap langit yang berubah sedikit gelap. “Halo, Pras, ada apa?” tanyanya setelah panggilan teleponnya tersambung pada asistennya itu. ”Bu Maura meminta Anda untuk segera pulang, Pak. Beliau mengatakan kalau harus menyelesaikan masalah ini secepatnya,” ucap Prasetyo seperti pesan Maura tadi siang

