Siang itu Airin memaksa Arkan menemaninya menjemput Prasetyo dan Mona di bandara. Padahal sedari awal, Prasetyo meminta untuk tidak perlu dijemput, hanya saja Airin memaksa ingin karena Mona adalah sahabatnya ditambah dia juga tidak hadir pada acara pernikahan mereka, seolah ingin menebus rasa bersalahnya.
Akhirnya, Arkan pun menuruti permintaan istrinya dan terpaksa meninggalkan pekerjaannya di kantor. Tak pelak Raka mencak-mencak saat Arkan berpamitan untuk keluar, karena adiknya itu sudah sering kali meninggalkan kantor di saat-saat sibuknya. Beberapa kali Raka memaki dan menyudutkan Airin penyebab sikap Arkan yang tidak konsisten dalam pekerjaannya.
Mereka sudah duduk di ruang tunggu Bandara. Keduanya duduk bersebelahan dengan Airin yang melingkarkan tangannya pada lengan Arkan.
