"Ayo, Mama, kita pergi!" ajak Sean sambil menggenggam erat tangan sang mama. "Sean, kita mau ke mana?" tanya Sisil dengan suara terbata. "Pokoknya pergi dari sini, Ma! Aku nggak mau Mama tinggal sama Papa lagi!" jawab Sean tanpa menoleh. Sisil menelan ludah. Keanu memang sudah kelewatan karena telah menuduhnya dengan keji, tapi apakah meninggalkannya adalah pilihan yang tepat? Dia menoleh ke belakang, melihat rumah megah yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Bagaimanapun, itu adalah rumahnya. Itu adalah rumah Sean. Namun, saat dia kembali menatap putranya yang berusaha keras menahan air mata, hatinya terasa remuk. "Sean, dengerin Mama dulu, kita harus menjelaskan masalah ini dulu pada Papa…" Sean berhenti dan menatap Mamanya dengan mata yang memerah. "Kenapa, Ma? Mau bilang ka