Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Benar kata orang, kalau menunda-nunda itu bukan hal yang baik. Malam itu, Mirza tidak kembali ke atas dan menemui Halwa. Alasannya sederhana. Seperti yang Rayyan katakan, Halwa tidak akan percaya jika Mirza mengatakan kalau dirinya menyukai gadis itu. Dan sebenarnya, Mirza juga masih bertanya pada dirinya sendiri, apakah yang ia rasakan untuk Halwa itu benar-benar rasa suka, atau sekedar rasa penasaran saja. Dengan lesu, malam itu Mirza menyalakan mesin mobilnya dan kembali ke apartemennya dengan harapan Halwa membuka lemari es dan bisa melihat kue yang ia simpan di dalamnya. Dan semoga, dengan hal itu Halwa akan menghubunginya lebih dulu. Sekedar mengingatkan kalau Mirza meninggalkan kuenya disana atau mungkin mengucapkan terima kasih? Ya, itulah harapan Mirza. Namun sampai keesokan