"Bagus, ini menarik," Mama tersenyum, menyambut kedatangan Marcell dengan suara lembutnya. "Sejujurnya, aku sudah tahu akan jadi seperti ini, tapi aku kaget kau dapat melumpuhkan dua lelaki dewasa secepat ini, kau memang hebat, Marcell." Mendengar itu, Marcell menoleh pada mama dan tersenyum dingin dengan mengangkat kaca matanya. "Lain kali, seharusnya kau mengirim orang yang lebih berkualitas, Mama," kata Marcell dengan mendengus. "Kalau hanya ini, anak kecil pun bisa mengalahkan mereka." Mama menekan alisnya, menandakan kalau dia saat ini sedang kesal, tapi kekesalannya tidak terlihat jelas oleh semua orang karena ekspresi ramahnya tetap dipasang. Mama memang selalu begitu, dapat menahan diri walaupun dirinya sedang jengkel. Namun, aku masih tidak mengerti pada perbuatan Marcell yang