Felisa mendorong Rubin cukup kuat setelah apa yang lelaki itu katakan, kedua bola mata Felisa membola menatap Rubin yang malah tersenyum tanpa dosa.
“Why? Kita sudah pernah melakukannya kenapa kamu menolak?” katanya dengan santai.
“Berhenti bermain-main, sekarang bukan waktunya melakukan hal itu.” ujar Felisa.
Rubin bukannya mendengar apa yang Felisa katakan ia justru malah bergerak seolah apa yang Felisa katakan adalah apa yang tidak ingin perempuan itu inginkan untuk Rubin lakukan.
“Kita adalah rekan mulai sekarang jadi karena kita saling bekerja sama apa salahnya menjadi rekan untuk bersenang-senang juga.” Rubin menyeringai, kakinya terus berjalan maju mendekati Felisa yang tanpa sadar bergerak mundur tapi tiba-tiba Felisa sadar jika dia bukan Felisa yang mudah di rendahkan seperti
