“Simpan ini,” pinta Bintang menyerahkan kembali access card yang pernah dikembalikan Sinar tempo hari di unitnya. Ia ingin Sinar memilikinya, agar gadis itu bisa memiliki "rumah" untuk pulang jika terjadi sesuatu di kemudian hari. “Kamu bisa datang kapan pun ke apartemen saya, kalau butuh tempat untuk ‘istirahat’.” Sinar menggeleng. Mendorong pelan lengan Bintang yang menyodorkan kartu tersebut. Ia sudah tidak ingin pergi ke tempat yang penuh dengan kenangan yang tidak bisa dilupakan. “Saya nggak—” “Tolong jaga apartemen saya,” putus Bintang kembali menyodorkan access card-nya. “Tempatnya juga nggak terlalu jauh dari kantor. Jadi, andai kamu capek, kamu bisa datang ke sana.” “Tapi—” “Bawalah, Nar.” Meski ragu, tetapi Sinar akhirnya kembali mengambil kartu tersebut. Menggenggamnya erat

