“Sweetheart.” Bintang menyentuh bahu Sinar, ketika mobilnya berhenti saat lampu lalu lintas berubah merah. Sinar terkesiap, menoleh seketika. “Maaf, tapi aku kepikiran mas El.” “Tarik napas dalam-dalam,” pinta Bintang. Ia bisa mengerti dengan kekhawatiran istrinya. “Dan percaya sama aku, semua pasti baik-baik aja.” Sinar tidak membantah. Ia menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. “Dia nggak bakal aneh-aneh, kan, Mas?” “Masih khawatir sama dia?” tanya Bintang, sambil menginjak pedal gas saat lampu berganti hijau. “Jangan mikir macam-macam dulu,” ujar Sinar tidak ingin sang suami salah paham. “Aku nggak mikir macam-macam,” balas Bintang tersenyum kecil. “Wajar kalau kamu khawatir karena El itu ayahnya Asa. Dan kalian juga pernah hidup bersama. Tapi percayalah, El nggak akan

