“Marina.” gumam Pras sambil mengangguk-angguk, matanya menatap lagi surat elektronik yang telah dikirim Lex padanya. Ia kembali membayangkan, sosok wanita yang diam-diam sudah menyita perhatiannya. Pras menarik napas panjang, berusaha menenangkan detak jantungnya yang entah kenapa tiba-tiba berdegup lebih cepat. Hanya membayangkan akan bertemu Marina saja, rasanya sudah cukup membuat dadanya sesak. Apa ini? Pras bingung sendiri, karena tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Padahal, ia hanya melihat wanita itu dua kali. Tanpa bicara dan tanpa melakukan apa pun. Dengan keyakinan yang begitu mantap, Pras pun membuka pintu mobil dan keluar. Mengibaskan kedua tangannya sejenak di sisi tubuh. Lalu, dengan langkah yang penuh percaya diri, ia berjalan masuk ke gedung Metro. Menyam

