“Yakin nggak mau bawa access card saya?” Untuk ke sekian kalinya, Bintang bertanya untuk memastikan. Karena malam ini adalah malam terakhirnya di Jakarta, maka ia harus menuntaskan semua hal. “Kamu bisa tidur di sini kapan pun kamu mau.” Sinar menggeleng sambil mengunyah makanannya. Menyunggingkan senyum pasti, agar Bintang bisa pergi dengan hati yang lapang. Ia tidak ingin menjadi beban pikiran Bintang setelah mereka berpisah. “Kan, saya sudah janji, mau hidup lebih baik lagi,” ujar Sinar mengingatkan obrolan mereka tempo hari. “Saya mau belajar untuk nggak lari dari masalah, tapi menghadapi dan menyelesaikannya.” “Dengan kepala dingin.” Bintang meneruskan kalimat Sinar yang terputus. “Nggak usah pake emosi.” “Itu yang lagi dicoba.” Sinar meringis. Lebih dulu turun dari stool bar kare

