“Nar ...” Bintang menatap Ryu yang berdiri di sudut meja. Saat pria itu menggeleng, Bintang mengibaskan tangan dengan pelan di depan wajah Sinar. “Sinar?” panggilnya sekali lagi. “Eh.” Sinar menurunkan tangan yang sejak tadi memangku wajah. Mendongak pelan, menatap Bintang. “Pak Bin?” “Iya, saya.” “Nggak ...” Sinar menggeleng cepat. “Maksudnya, Pak Bin sudah balik?” Bintang tersenyum. “Ayo ikut.” “Ikut? Ke?” “Keluar, Mbak,” ujar Ryu kemudian duduk di kursinya, yang ada di samping Sinar. “Kita makan di luar, sebentar,” ucap Bintang. “Kita?” Sinar menatap Ryu, lalu beralih pada empat karyawan lain yang masih duduk anteng di mejanya. Sebelum memberi jawaban, Sinar melihat jam digital di sudut layar komputernya. “Tapi belum jam istirahat. Kan, nggak enak sama yang lain.” “Nyante, Mb

