Sinar baru membuka helm saat melihat Daisy keluar dari mobil Elo. Seketika ia berbalik, menyibukkan diri dengan barang-barang yang ada di dalam tasnya. Sinar merogoh isi di dalamnya dan mengecek satu per satu, seolah sedang mencari sesuatu yang hilang dari sana. Entah mengapa, pagi ini perasaannya sungguh tidak karuan. Padahal, melihat Daisy bersama Elo juga bukanlah hal yang baru. Andai mendapatkan pekerjaan baru semudah membalik telapak tangan, Sinar pasti mengundurkan diri dari Metro agar bisa merasa tenang. “Nar!” Sinar mengumpat detik itu juga ketika Elo memanggilnya. Dengan terpaksa ia memasang senyum, kemudian berbalik. “Oh, pagi Pak El,” sapa Sinar menjaga formalitasnya. “Ada apa?” “Kenapa kamu transfer uang fine dining ke aku?” tanya Elo berhenti tepat di belakang motor Sina

