“Pak Luhut ngapain ke situ-situ?” sinis Lilyn. Lilyn memergoki pak Luhut tengah membuka laci atas meja kerja bagian tengah milik Lita. Lilyn bersedekap, menghakimi pak Luhut yang langsung kebingungan, dengan tatapan tajam. Pria di depan sana tak hanya terlihat panik dan berakhir menggeragap, tetapi juga ketakutan seolah memang ada yang disembunyikan. Lilyn yakin, ada yang fatal hingga pak Luhut tak kunjung bisa menjawab dan malah sibuk mencoba mengalihkan perhatiannya dengan menyapa, menanyakan kabarnya. “Pak Luhut belum menjawab pertanyaan saya. Tadi saya tanya, kenapa pak Luhut ada di situ? Pak Luhut cukup jawab, tidak usah membahas hal lain yang sudah bisa Pak Luhut ketahu tanpa harus dijelaskan!” Lilyn benar-benar galak melebihi Lita. Level kemarahannya persis ada di bawah level kem