“Jadi … kamu benar-benar menikmati pameran ini, ya?” tanya Jafran sambil menyandarkan diri di kursi, matanya menatap Zumena. Zumena tersenyum tipis. “Aku suka melihat orang menatap karya seni dengan cara mereka sendiri. Rasanya … dunia ini terasa lebih luas, lebih tenang, meski hanya sebentar,” jawabnya, suaranya lembut tapi jelas ada makna yang lebih dalam. Jafran menatapnya lama, merasakan kedalaman kata-kata itu. Ia ingin menembus lebih jauh, tapi ia juga paham ada batas yang Zumena pasang. Ia menarik napas, menenangkan dirinya. “Aku mengerti. Kadang … aku juga mencari tempat yang membuatku merasa sedikit bebas dari semua tanggung jawab,” katanya, suara rendah tapi hangat. Zumena menatapnya, ada kilatan penasaran di matanya. “Kamu selalu terlihat tegas dan penuh kendali, Jafran. Suli

