Di safe house terpencil di kawasan Bandung Utara, yang diselimuti kabut tebal, Zumena gelisah. Ia telah mematuhi perintah Jafran untuk bersembunyi, menjaga bukti Proyek Ares dan menjauhkan diri dari ancaman pembunuhan. Namun, isolasi itu, alih-alih memberinya kedamaian, justru memicu rasa frustrasi yang membara. Meskipun Jafran telah membelanya di depan publik, meskipun ia telah berhasil mencuri bukti yang menghancurkan Nicholas, dan meskipun ia telah mendapatkan kembali Ayahnya, Zumena merasa bahwa tali ikatan terakhir belum terputus. Tali itu bukanlah ikatan hukum, melainkan ikatan psikologis, trauma yang ditanamkan oleh Nicholas selama bertahun-tahun. Selama ia tidak melihat wajah Nicholas yang hancur dan secara langsung menuntut pembebasan dirinya, ia akan tetap merasa seperti buron

