Aroma Ketegangan.

1283 Kata

Zumena duduk di hadapan Jafran, merasakan tatapan tajam pria itu menusuk menembus setiap lapisan pertahanannya. Mereka berada di sudut paling terisolasi di Café Lavie, jauh dari pandangan publik, tetapi ketegangan di antara mereka terasa jauh lebih terekspos daripada di tengah keramaian. ​Meja marmer yang memisahkan mereka terasa seperti medan perang. Jafran menatapnya dengan tenang, tetapi mata gelapnya memancarkan kemarahan yang dingin dan perhitungan yang presisi. ​“Tidak ada hubungannya dengan perasaan?” Jafran mengulang kata-kata terakhir Zumena, nadanya sinis. “Flirting yang kamu lakukan, gairah di antara kita, lari yang histeris dari penthouse-ku—itu semua hanya skenario bisnis, Zumena?” ​Zumena memegang cangkir tehnya yang masih utuh, tangannya sedikit bergetar. Dia harus sangat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN