“Aku tidak peduli dengan strategimu,” Jafran mendesis. “Aku hanya peduli bahwa aku telah dikhianati lagi. Aku tidak akan membiarkanmu dan suamimu merusak hidupku!”
Jafran berjalan ke pintu.
Zumena menjerit: “Kalau begitu tinggalkan aku! Tapi ingat, Jafran! Jika kamu pergi, aku akan hancur! Nicholas akan mengambil semuanya! Dan kamu, kamu akan menjadi sama seperti semua pria pengecut yang menolak mengambil risiko demi cinta!”
Kata-kata itu menghantam Jafran dengan keras. Pengecut.
Jafran berhenti di ambang pintu, tangannya mencengkeram gagang pintu. Dia tidak bisa pergi. Bukan karena cinta, tetapi karena ego dan amarah. Dia tidak akan membiarkan dirinya dituduh pengecut, terutama oleh wanita yang telah mengkhianatinya.
Aku tidak akan lari. Aku akan menghadapi Nicholas. Dan aku ak
