Zalikha termangu sebentar lalu tersenyum. “Aku mengerti, jadi Uncle ingin kita memulai masa perjanjian kita dari sekarang?” katanya. Daylon tertawa kecil kemudian mengangguk. “Tepat!” ujarnya, “kita berikan pertunjukan hebat buat mereka, tunjukkan jika kamu itu terlalu berharga untuk direndahkan dan disepelekan!” Senyum Zalikha semakin lebar karenanya, dia mengangguk lebih mantap dengan sorot mata penuh semangat. “Dan satu lagi,” kata Daylon mengacungkan jarinya. “Apa itu?” Daylon meraih dagu Zalikha lalu mengusap bibir merah muda itu dengan jempolnya, membuat Zalikha merasa tubuhnya membeku seketika. “Berhenti memanggilku Uncle, karena aku kini adalah calon suamimu!” ucapnya dengan suara rendah. Zalikha menelan saliva, suara bariton pria itu selalu berhasil membuat perasaannya