Telpon Panas.

1146 Kata

“Satu hal yang membuat aku bersyukur adalah Ayah masih memiliki Ibu Sarah, yang akan menemani di rumah ini. Jadi aku tidak terlalu khawatir Ayah akan sendirian di rumah setelah kami pergi!” ucapnya. Sarah tertegun mendengarnya. Sementara Hugo, dia tersenyum mendengar kalimat bijak dari mulut Zalikha. Sepertinya dia sudah paham dengan sifat lembut dan baik hati yang dimiliki oleh perempuan itu. Aksa terkekeh pelan sambil mengusap sudut matanya yang sedikit berair. “Ah, ya. Suasana seperti ini juga membuat Ayah jadi cengeng, maafkan!” ujarnya. Zalikha tertawa kecil sambil kemudian memeluk Aksa. Sebenarnya dia juga merasa sedih karena harus meninggalkan ayahnya itu, jika memang nanti Daylon meminta mereka untuk tinggal di rumah Takizaki. Hugo yang melihat itu terdiam, mengerti dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN