Tiga Puluh Sembilan

1230 Kata

Bara tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa dirinya akan berada di sini. Terduduk seperti lelaki sekarat, pucat pasi dan lebih memalukan keringat sialan mengalir dari pelipisnya, kenapa keringat itu harus muncul saat para tamu termasuk keluarga besarnya sedang memperhatikan. Bisa jatuh harga dirinya sebagai lelaki berhati dingin yang tak kenal apa namanya Cinta setelah ia menjalani acara pernikahan ini dengan gadis udik. Kegugupan terus menjalar di dalam diri Bara. Heran mengapa ia harus segugup ini padahal pernikahan ini bukan hal pertama untuknya. Saat menikah dengan Jihan Bara rasa ia tidak segugup ini menunggu Ratna selesai dengan segala riasannya. Tatapan Bara kemudian beralih ke arah sosok pria di depan yang terhalang meja, entah apa yang ada dalam ekspresi itu terharu atauka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN