Kamar yang biasa tertata rapi, kini berantakan di semua sisi. Elegan yang menghiasi tak ubahnya kamar tak dihuni. Pecahan kaca berserakan di mana-mana, seprei yang terlipat rapi di atas ranjang berantakan sampai tak terlihat bentuknya, sofa dan meja yang berada di sudut ruangan bahkan tak tentu posisinya. Kusut dan suram seperti pemilik kamar yang saat ini melantai bersandarkan lemari yang beberapa menit lalu menjadi pelampiasan emosi juga. Helaan napas kasar Rayyan sekali lagi menggema memenuhi ruangan. Menyela di tengah keheningan yang sebelumnya dipenuhi suara benda terlempar dan teriakan kecewa. Apa yang terjadi hari ini, sungguh menjadi mimpi buruk yang menjatuhkan Rayyan sampai titik terendah. Sampai dia tidak sanggup mengangkat kepala pun menegakkan bahunya. Sama seperti belasan

