“Aku sudah sehat, Mbak. Sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Jalan-jalan sekitar rumah, tidur, main catur, tidur lagi, bebersih kamar dan tidur untuk yang ke tiga kali. Jadi Mbak tidak perlu khawatir. Mbak pulang ke rumah Mbak saja. Kasihan juga Mas Rayyan kalau harus bolak balik.” Hazira mendongak. Saat ini mereka sedang menikmati makan malam, berbeda halnya dengan bi Sumi yang asyik menonton sinetron kesukaannya. Wanita tua itu beralasan masih kenyang dan tidak biasa makan malam. “Kamu serius dek?” tanya Zira prihatin. Sebentar dia menatap Rayyan yang sibuk sekali menikmati makanannya. Pipinya sampai menggembung seolah takut jatahnya Dirga habiskan. Dan jika dia ingat-ingat, memang sudah beberapa hari lamanya Rayyan tidak menikmati masakannya. “Kamu masih belum pulih, Dirga. Tidak a

