“Selamat siang, Pak.” “Selamat siang, Nyonya. Apa kabar?” Zira tersenyum ramah. Setiap kali berkunjung ke kantor, dia memang menyempatkan diri untuk berbincang dengan security baik ini. Jarang sekali dia bertegur sapa dengan karyawan Rayyan karena sepertinya, mereka enggan dan sengaja menghindar. Hanya sebatas menganggukkan kepala saat dia datang dan setelahnya tidak ada. “Alhamdulillah baik, Pak. Bapak sendiri bagaimana? Baik?” Zira menyodorkan paperbag berwarna coklat ke arah security itu. “ini buat makan siang Bapak ya. Kebetulan saya masak banyak.” Lanjutnya dan security itu justru menggeleng kuat dengan raut wajah ketakutan. “Tidak usah, Nyonya. Saya sudah makan siang di kantin tadi.” Wanita yang hampir mereka seret dan membuat mereka kehilangan pekerjaan itu, memang begitu baik.

