Dia Adalah Rara

2054 Kata

“Sarapannya sudah siap.” Rayyan tidak tahu, jika wanita di depannya memiliki hati sebesar itu. Setelah apa yang terjadi, ternyata Zira masih mau menjalani perannya di rumah ini dengan baik. Membuatkan sarapan dan menyajikan dengan hangat seperti seorang istri. Padahal Zira sendiri yang mengatakan jika hubungan ini tidak lagi sama seperti kemarin. Lantas, apakah hati wanita itu tidak merasa sakit? “Kenapa kamu masih repot-repot membuatkan sarapan?” Rayyan menatap Zira yang saat ini juga duduk di dekatnya. Sikap wanita itu sama sekali tidak berubah. Tetap tegar dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya. “kamu sedang hamil dan wanita hamil tidak boleh kelelahan.” “Bukan berarti tidak boleh beraktivitas ‘kan, Mas?” Zira merasakan panas membakar d**a. Sesak sebenarnya berinteraksi dengan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN