“Lain kali saja, Malik. Maaf sekali karena sebenarnya aku sedang terburu-buru juga. Mendadak ada pasien yang ingin melahirkan. Next, aku pasti datang untuk bertemu keluargamu.” Jawaban dokter Nilam yang secara tidak langsung menyelamatkan dunia Hazira, jelas membuat Hazira bersyukur sepanjang jalan menuju rumah utama. Hampir saja dia pingsan saat tangan tuan Malik mengetuk kaca karena mau tidak mau dia harus bertemu dokter Nilam saat pria itu meminta. Namun, penolakan dokter Nilam yang mengatakan bahwa dokter Nilam sibuk, sudah pasti menyelamatkan dunianya yang hampir berantakan. “Selamat pagi, Mbak. Apa kabar?” pak Eko. Sopir pribadi rumah utama menyapa Zira yang baru turun dari mobil. Raut wajah pria itu terlihat berbinar sekali. Mungkin karena menantu kesayangan rumah ini datang hari

