DUA PULUH EMPAT

1082 Kata

Siang itu seperti janjinya terhadap sahabatnya untuk berkunjung ke sekolah anaknya. Jonathan membeli beberapa makanan untuk mereka dan tidak lupa juga untuk membeli es krim. Dia mengikuti saran sahabatnya untuk mendekati anaknya terlebih dahulu dibandingkan dengan bertemu Larisa secara langsung. Siang itu, dia sudah berada di dalam ruangan sahabatnya. "Bentar ya, gue mau ke kelas anak-anak lo dulu," Jonathan mengangguk pelan, merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan kedua anaknya. Sudah beberapa tahun terpisah, bahkan tidak pernah sekalipun dia tahu bahwa darah dagingnya masih hidup. Kesalahan di masa lalu memang menghancurkan seseorang, akan tetapi penyesalan selalu menghukum pelakunya dengan cara yang jauh lebih kejam dibandingkan dengan perbuatannya yang pernah dilakukan. Berdiri s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN