5 tahun kemudian. Di dalam ruangannya. Pria yang sudah menginjak usia tiga puluh tahun lebih itu kini menyibukkan dirinya hanya dengan bekerja. Tidak ada lagi perempuan yang ada di dalam hidupnya untuk mengisi kekosongan itu. Bekerja, bekerja meski tidak ada yang harus dipenuhi dengan memberi nafkah. Jonathan sendiri melakukan itu sebagai selingan bahwa hatinya sedang diselimuti oleh rasa bersalah yang hingga kini belum bisa ia maafkan pada dirinya sendiri. Fian masuk ke dalam ruangannya sambil membawa berkas yang akan digunakan untuk meminta tanda tangan Jonathan karena akan izin. "Lo mau cuti, kan?" tanya Jonathan dengan tatapan yang begitu menyedihkan setiap kalinya. Fian kemudian mengangguk dan menyerahkan map itu kepada Jonathan. "Gue mau temenin bini lahiran," ucapnya. Lima tah