"Untuk apa Pak Arga membawaku ke sini? "tanya Kiara Seraya meneliti gedung di depannya itu, di mana Arga membawa dirinya ke sebuah tempat yang Kiara sendiri sangat mengetahui tentang tempat tersebut.
"Bukankah kamu ingin aku memenuhi syarat dari kamu? Jadi aku membawamu ke sini untuk memenuhi syarat yang kamu ajukan tadi di rumah. "Jawab Arga yang membuat jantung Kiara hampir saja berhenti berdetak karena terkejut.
"Anggap saja Pak Arga menjual saya disini hanya untuk membobol keperawanan saya?" tanya Kiara untuk memastikan.
"Yah, anggap saja begitu." Jawab Arga dengan nada dinginnya, membuat Kiara benar-benar tidak percaya.
"Baiklah. Kalau memang ini yang anda inginkan." Jawab Kiara yang tetap maju dan tidak ingin mengubah keputusannya. Sebenarnya bukan ini yang diharapkan oleh Kiara. Kiara memang ingin menghancurkan gelar perawan nya sebelum Arga menceraikan dirinya, tapi bukan berarti Arga menjual dirinya pada p****************g hanya menghapus gelar perawan tersebut. Namun meski Kiara tidak setuju, bukan berarti Kiara akan mundur dan tidak jadi membobol keperawanannya, Kiara akan tetap meneruskan niatnya untuk membobol keperawanan meski dengan cara di jual oleh suaminya sendiri.
Arga yang melihat Kiara hanya diam saja, langsung menerbitkan senyum remehnya. Arga pikir, Kiara akan menyerah dan mengajaknya pulang, tidak tau saja, kalau Kiara terdiam bukan karena Kiara ingin membatalkan niatnya, tapi Kiara terdiam hanya tidak habis pikir kalau Arga akan melakukan hal itu pada dirinya.
Kiara bukan tipe wanita yang mudah menyerah. Kiara tipe orang yang sangat menjunjung tinggi yang namanya pengorbanan. Kiara tipe wanita yang tangguh, yang sulit untuk menyerah kalau apa yang Kiara inginkan belum ia capai. Jadi tidak ada istilah kata-kata menyerah bagi Kiara.
"Kenapa diam saja. Katakan disini kalau memang kamu tidak bersedia sebelum aku membawamu masuk." Titah Arga setelah melempar satu pertanyaan pada Kiara.
"Diam bukan berarti aku lemah." Jawab Kiara tegas yang berhasil membuat kedua bola mata Arga hampir saja loncat dari tempatnya karena mengerti dengan kata-kata Kiara. Yang artinya, Kiara akan tetap pada keputusannya untuk menghancurkan gelar perawan nya meski dengan cara di jual oleh dirinya sendiri.
"Ayo." Kiara langsung menarik pergelangan tangan Arga untuk masuk ke club' malam. Yah, Arga membawa Kiara ke club' malam dengan bertujuan untuk menakut-nakuti Kiara agar Kiara membatalkan niatnya untuk menghancurkan gelar perawannya, Namun siapa sangka, ternyata Kiara tidak takut sama sekali, justru Kiara yang menuntun dirinya untuk masuk ke dalam club' malam.
Kiara dan Arga masuk ke club malam dengan tangan Arga yang di gandeng Kiara, yang seharusnya Arga lah yang menggandeng tangan Kiara, ini malah sebaliknya.
"Sekarang, katakan, pria mana yang harus tidur denganku untuk menghapus gelar perawanku?" tanya Kiara yang membuat Arga kebingungan, pasalnya Arga tidak memikirkan itu sebelumnya, karena Arga mengira, Kiara memilih mundur sebelum bertarung, yang ternyata Kiara malah terus maju, membuat Arga bingung.
"Kenapa diam saja? Pastinya kamu sudah menyiapkan bukan pria mana yang akan tidur denganku malam ini?" tanya Kiara lagi saat melihat Arga hanya diam saja. Kiara juga tidak memperlihatkan senyum nya, justru Kiara terlihat sangat menantang Arga.
"Apa sebegitu jeleknya gelar perawan itu bagi kamu, sampai dengan keras kepalanya kamu tetap ingin menghapus gelar itu?" tanya Arga seraya melepaskan tangannya dari tangan Kiara.
"Yang namanya keputusan, tetaplah keputusan. Jangan tanyakan soal baik buruknya tentang gelar itu bagi aku. Ini sebuah keputusan ku." Ujar Kiara dingin, membuat Arga kesulitan untuk membalas setiap perkataan Kiara tadi.
"Jadi kamu tetap memilih untuk menghancurkan gelar perawan itu? Kamu tidak ingin merubahnya?" tanya Arga lagi meminta kepastian dari Kiara.
"Kalau memang anda membawa kesini hanya bertujuan untuk meminta orang lain menghancurkan keperawanan ku, untuk apa anda selalu bertanya tentang kepastian nya dari ku? Jawabanku tetap satu, dan seterusnya tetap satu." Jawab Kiara tegas, membuat Arga seketika bungkam.
Kiara yang sudah lelah mendapat pertanyaan yang sama dari Arga langsung pergi begitu saja.
"Aku bisa mencari pria sendiri kalau memang anda belum menyiapkan pria mana yang harus tidur denganku malam ini." Ujar Kiara yang langsung pergi begitu saja, namun Arga masih diam mematung seperti orang yang kehilangan akalnya.
Kiara mendekati para pria yang duduk di sofa sambil minum, yang tentunya di dampingi oleh para wanita cantik dan sexi.
Kiara yang memang memiliki pekerjaan di club malam tidak merasa takut sama sekali melihat banyaknya pria yang memandang tubuhnya penuh minat, karena bagi Kiara itu sudah hal biasa. Jadi dengan santainya Kiara duduk di tengah-tengah pria yang setengah sadar itu.
"Hai tampan?" sapa Kiara dengan nada sexi nya membuat pria itu langsung tergoda mendengar suara dari Kiara.
Dari kejauhan, Arga melihat Kiara yang sedang merayu pria yang tidak Arga kenal.
Arga mengepalkan tangannya kuat melihat apa yang Kiara lakukan pada p****************g itu.
"Hai cantik. Cantik sekali, bahkan sangat cantik. Sempurna." Pria itu sangat memuji kecantikan Kiara. Bahkan pria itu sampai menyentuh pipi Kiara, namun Kiara hanya diam saja.
"Mau tidur denganku?" tanya Kiara to the point, hingga membuat pria yang diberi pertanyaan tersebut dari Kiara langsung berdiri tanda setuju. Menurut pria itu, tidak sebelumnya wanita yang seperti Kiara mengajak nya lebih dulu, kadang dirinya sendiri yang mengajak, tapi ditolak, kini dirinya yang diajak, tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Kiara yang melihat pria itu sudah berdiri tanda setuju, langsung menyusulnya berdiri, dan menggandeng tangan pria itu untuk menuju ke sebuah kamar VIP.
Tanpa ada keraguan sedikitpun di hati Kiara, Kiara langsung membuka kamar itu dan masuk ke dalam, disusul oleh pria yang ia ajak untuk bermalam, mereka berdua masuk ke dalam kamar VIP tersebut tanpa ada paksaan sedikitpun.