segel

948 Kata
Tanpa membuka suara sebagai persetujuan dari Wanita penari itu, Wanita penari itu mulai memegang topengnya untuk dilepaskan. Arga sampai memiringkan kepalanya ke samping serta mata tajamnya terus menatap penari itu karena merasa penasaran. Arga sangat terkejut melihat wajah cantik dari penari itu. Hidung yang terlihat sangat mancung, bibir yang merah Cherry terlihat sangat segar, serta mata lentik yang begitu sangat indah, dan wajah imutnya yang menjadi penyempurna penampilan penari itu. Arga langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan kasar sambil melihat Kiara yang tersenyum padanya sebagai seorang wanita penari. Yah, wanita penari itu adalah Kiara, istri dari Arga sendiri. Arga masih tidak percaya kalau wanita penari itu yang sempat membuat dirinya terpana dan ditaburi banyak uang itu adalah istrinya. Kiara dengan santainya mendekati Arga dan duduk di samping Arga tanpa merasa takut sama sekali. "Bagaimana penampilan saya tadi Pak Arga?" tanya Kiara dengan nada santainya dan bahkan terlihat sok akrab. "Biasa saja." Jawab Arga datar dan itu berhasil membuat para teman Arga tidak percaya dengan jawaban Arga tadi, karena sebelum Kiara membuka topengnya, dengan jelas Arga memuji penampilan Kiara, tapi sekarang tiba-tiba Arga mengatakan biasa saja. "Gimana sih Bro, penampilan sesempurna itu dibilang biasa saja. Bukannya tadi kamu bisa Perfect." Ujar salah satu teman Arga, dan perkataan teman Arga berhasil membuat Kiara tersenyum. "Biarkan saja Pak Arga menilai aku seperti apa. Yang penting kalian suka." Ujar Kiara yang membuat Arga menoleh sekilas pada Kiara, lalu dengan dinginnya kembali menatap lurus ke depan. Arga mengambil minuman kesukaannya, lalu meneguknya hingga tandas, dan berdiri. "Aku ada urusan penting. Kalian bermain-main saja." Ujar Arga seraya berdiri dengan menyampirkan jasnya di pundaknya. "Rio, sepertinya Arga tidak berminat dengan wanita ini. Buat kita saja." Kata Ferdi pada Rio. Mereka berdua sama-sama teman Arga. "Saatnya kita bersenang-senang Fer." Ujar Rio menanggapi ucapan Rio, dan dua teman Arga langsung tertawa. Arga sendiri yang mendengar ucapan kedua temannya langsung mengepalkan kedua tangannya kuat, merasa marah saat kedua temannya begitu menginginkan istrinya. "Ayo cantik, kita bersulang." Ajak Rio, sedangkan Ferdi menyerahkan gelas yang sudah berisi minuman berwarna gelap pada Kiara, seraya berpindah duduk dengan duduk di samping Kiara, hingga posisi Kiara berada di tengah-tengah antara Rio dengan Ferdi. Kiara menatap gelas itu dengan senyuman, lalu meraih gelas itu dengan anggun nya. Saat Kiara Akan bersulang dengan kedua teman Arga, dengan cepat pergerakan Kiara terhenti saat mendengar suara lantang dan penuh Ketegasan. "Kiara, pulang bersamaku, sekarang juga!" dengan lantangnya Arga meminta Kiara untuk pulang bersama dengan Arga, membuat Kiara langsung melebarkan senyumnya, beda halnya dengan dua pria yang berada di dua sisi Kiara yang cukup terkejut saat mendengar Arga menyebut nama Kiara yang artinya Arga mengenal nama wanita yang sempat ia Untuk bersenang-senang. Kiara hanya dia saja. Kiara tetap duduk dengan anggunnya, membuat Arga yang perintah nya di abaikan oleh Kiara dengan cepat kembali mendekati sofa dimana dirinya duduk tadi. "Apa kamu tuli?" tanya Arga dengan tatapan horornya pada Kiara. Kiara tetap tersenyum. Tak disangka Kiara mengulurkan kedua tangannya pada Arga. "Kendong dulu. Aku lelah. Kaki ku sakit tadi habis menari." Ujar Kiara dengan manjanya seraya mengangkat kedua tangannya minta digendong pada Arga. Dengan cepat Arga menarik tangan Kiara, hingga Kiara berdiri sempurna. Arga menutupi tubuh Kiara bagian bawahnya dengan jas mahalnya, lalu menggendong tubuh Kiara dan membawanya keluar dengan melewati tubuh kedua teman Arga yang masih menatap Arga dengan tatapan tidak percayanya. Dengan manjanya Kiara mengalungkan tangannya di leher Arga, dan merebahkan dengan nyaman kepalanya di d**a bidang Arga, hingga siapapun yang melihatnya pasti mengira kalau Arga begitu sangat mencintai Kiara. Arga membawa Kiara ke mobilnya. Setelah sampai di depan mobilnya, dengan cepat Arga menurunkan Kiara secara kasar, hingga membuat Kiara hampir saja terjatuh. "Kalau bisa pelan dikit, kenapa harus menggunakan cara yang kasar." Kesal Kiara seraya merapikan pakaiannya. Kiara kesal karena Arga berhasil menghapus bayangan romantisnya saat digendong Arga tadi. "Sudah belajar mempermalukan aku?" tanya Arga tanpa menggubris perkataan Kiara tadi. "Mempermalukan bagaimana?" dengan polosnya Kiara pura-pura tidak mengerti dengan perkataan Arga. "Menari berlenggok kesana kemari di depan pria, apa itu tidak memperlakukan aku!" ujar Arga yang terlihat menahan marah. "Oh, itu. Aku kan cuma belajar. Kan yang ngajarin kamu. Lagian cuma belajar di depan dua orang pria, bukan di depan umum seperti yang Pak Arga ajarkan." Ujar Kiara menyindir Arga saat Arga mempermalukan dirinya di depan banyak orang tepat di acara pernikahannya, dimana Arga mengumumkan wanita yang Arga cinta pada banyak orang, dan wanita itu bukan dirinya, tentunya saja Kiara sangat malu, dan menurut Kiara, apa yang ia lakukan tadi itu tidak membuat Arga malu. Arga yang mengerti kemana arah pembicaraan Kiara langsung menarik pergelangan tangan Kiara dan mendorong tubuh Kiara untuk masuk ke dalam mobilnya. "Jangan menyinggung soal apa yang aku lakukan di acara pernikahan kita. Kamu lupa, aku menikahi kamu bukan karena aku mencintai kamu, tapi karena Mama dan Papa sangat menyukai kamu. Dan perlu kamu tahu, sekalipun Mama sama Papa menyukai kamu, tapi mereka tidak memintaku menikahi kamu, aku juga tidak akan menikahi kamu." Ujar Arga dengan penuh ketegasan, namun tidak membuat Kiara kecewa. "Memangnya wanita yang seperti apa yang Pak Arga inginkan? Aku sudah cantik, imut, masih muda. Kalau boleh memilih, aku yang tidak Sudi menikah dengan pria bujang lapuk seperti Pak Arga. Tapi karena aku menginginkan uang, kedua orang tua Pak Arga menjanjikan uang, terpaksa aku menerima tawaran mereka untuk menikah dengan anda." Ujar Kiara terang-terangan, hingga membuat Arga langsung mengerem mobilnya dadakan. "Aku akan memberikan uang sebanyak lima kali lipat dari yang diberikan oleh orang tuaku, asal kamu meminta cerai di depan orang tuaku." Ujar Arga yang membuat kedua bola mata Kiara hampir saja lompat dari tempatnya saat mendengar kata 5x lipat. Kiara memajukan wajahnya hingga wajah keduanya hampir saja bersentuhan karena terlalu dekat. "Kalau begitu, patahkan dulu segel keperawananku…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN