CHAPTER 58

2026 Kata

Mirza terbangun dengan perasaan pusing yang luar biasa. Pria itu mengumpat dengan suara lirih. Mengumpat pada pria berbadan kekar yang sudah dua kali memukul kepalanya hingga pingsan. Di sisa tenaga yang ia punya, Mirza berusaha untuk bangun dari posisi tidurnya. Meskipun sulit sebab kedua tangannya diikat ke belakang, namun Mirza sama sekali tidak menyerah. Mirza berhasil bangun dan menyandarkan tubuhnya di dinding. Entah sudah pukul berapa sekarang. Yang jelas ruangan yang tadinya gelap gulita itu sudah ada penerangan. Mata Mirza berkeliling, menatap seisi ruangan yang minim cahaya. “Tempat apa ini?” ucapnya hampir menganga. Tidak ada apa pun di dalam ruangan itu selain dirinya. Ruangan yang begitu luas dan tidak ada jendela atau apa pun di sana. Hanya ada dinding pembatas yang membata

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN