Cukup lama Prisa dan Dehan duduk bersebelahan di sebuah kafe terbuka menatap pemandangan di depan mereka. Dan selama itu pula mereka hanya saling diam, bahkan sejak perjalanan dari shelter. Pertemuan pertama mereka setelah sekian lama Dehan menghilang tanpa kabar apapun tentu membuat mereka canggung satu sama lain, terutama Prisa yang merasa sangat bersalah pada pria ini. "Ehm," Dehan sedikit mendehem memecahkan keheningan di antara mereka. Prisa sedikit menarik napas karena ia malah menjadi gugup luar biasa. "Kamu baik-baik saja?" tanya Dehan memulai obrolan sambil meminum seteguk kopi di hadapannya. Prisa mengangguk, "ya." "Iya? Jawaban yang aneh sekali." Prisa menggigit sekilas bibir bawahnya berharap ia bisa sedikit lebih tenang berhadapan dengan Dehan, "aku baik-baik saja, m

