V. Penuturan dan Ridho Suami

2416 Kata

Hanya karena ucapan Vanya yang meminta Lian meluapkan semuanya, berakhir remuk sekujur tubuhnya. Tetapi, Vanya bahagia. Disela lelahnya, setidaknya Vanya lega hubungannya dengan Lian tidak memburuk. Justru semakin mesra. Seperti pagi ini, setelah tadi mereka melaksanakan ibadah subuh bersama. Kini mereka masih santai tidur-tiduran berselimut tebal. Bukannya beraktivitas masing-masing, keduanya justru masih nyaman berteman dengan kasur, bantal, dan selimut tebal. Keduanya menonton siaran TV ceramah pagi ini. Cukup berfaedah, daripada melanjutkan tidur lagi. Fokus Vanya tentu saja tidak tertuju pada layar TV besar di depan sana, ia lebih senang memandangi wajah tampan sang suami dari samping. Hal itu menjadi pemandangan yang selalu indah baginya. Serta, wangi tubuh suaminya pun juga—menjad

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN