Michael tersenyum seraya bersalaman dengan Ravi. Tetapi senyuman Michael membuatku merasa seperti b******n. Aku seperti membalas kebaikannya dengan pengkhianatan. “Michael, apa kamu mau masuk?” tanyaku. Michael menggelengkan kepalanya, “gak usah, aku gak mau mengganggu waktu kalian. Aku ke sini cuma mau tau kabar kamu aja dan ternyata kamu baik – baik aja, syukurlah.” “Kamu juga terlihat baik – baik aja,” balasku. “Iya, aku baik – baik aja kok. Kalau gitu sampai ketemu nanti ya,” pamit Michael, lalu ia masuk ke dalam mobilnya. Aku dan Ravi masuk ke dalam rumah, lalu Ravi tiba – tiba merangkulku. “Aku beruntung banget ya punya kamu,” ucapnya. “Kenapa gitu?” “Karena kamu cantik dan sudah dua orang laki – laki yang menginginkan kamu, dan aku yang berhasil untuk milikin kamu.”