Persahabatan

1027 Kata
“Michael, gue mau minta maaf atas semua kesalahan yang pernah gue lakuin. Gue tau di sini gue yang salah,” ucap Chris seraya menatap Michael. Michael berdiri dan mengulurkan tangannya, “ayo berdiri.” Chris menyambut uluran tangan Michael, lalu mereka berpelukkan. “Gue juga minta maaf udah keterlaluan sama lu,” balas Michael. Melihat mereka berpelukkan membuatku senang. Tidak ada lagi pertengkaran di antara mereka berdua, tidak ada lagi permasalahan di antara mereka. “Nah gitu dong, jangan ada berantem – berantem lagi ya, kalian kan bersahabat,” kataku kepada mereka berdua. Ketika aku hendak beranjak dari tempat duduk, aku tersandung akibat tali sepatuku yang terlepas. Dengan sigap Chris langsung mengikat tali sepatuku, “hati – hati dong kalau jalan,” ucap Chris. Aku menunduk memperhatikan Chris yang sedang mengikat tali sepatuku. Aku terkejut dengan perhatian yang begitu besar ia berikan kepadaku. “Nah sudah selesai, kalau gini kan kamu aman kalau mau jalan,” kata Chris lalu ia mendongak menatapku. “Makasih ya,” balasku. Chris berdiri tegak kemudian ia menyentuh bahuku, “iya sama – sama.” Kemudian Michael berjalan ke mobil, “ayo pulang, udah malam banget ini.” “Oh iya ya, aku sampai lupa waktu,” kataku. Lalu aku mengikuti Michael yang masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan kembali ke rumah sakit, Michael hanya diam dan tidak bicara sepatah katapun. Aku tidak tau kenapa ia berubah drastis seperti ini. Aku sangat ingin mengetahui suasana hatinya sekarang, tetapi aku tidak enak untuk bertanya. “Kalau kapan – kapan kita road trip keluar kota bareng kayaknya seru ya,” ujar Chris seraya menatapku dan Michael. “Iya, kayaknya bakalan seru deh,” Michael hanya diam menatap keluar jendela, dan tidak ikut ke dalam percakapan aku dan Chris. “Michael, kamu kenapa?” tanyaku. Michael menggelengkan kepalanya, “aku gak apa – apa kok.” Chris hanya melirik Michael sekilas dari kaca spion tengah, mungkin ia tau apa yang di rasakan Michael saat ini. “Nah, udah sampai. Untung aja lagi sepi,” ujar Chris. Lalu ia membuka pintu mobil untukku. “Ayo Michelle, kamu kuat jalan gak?” tanya Chris. “Bisa kok,” jawabku. Lalu kami mengendap – endap ke kamarku. Aku sangat cemas, aku takut jika kami ketahuan dengan suster. Aku masuk ke dalam kamar dengan aman tanpa satupun suster atau pegawai rumah sakit yang tau. Aku melihat di sekitarku mencari keberadaan Michael yang entah dimana, “loh, Michael dimana ya?” Chris keluar dari kamar dan mencari keberadaan Michael di area sekitar kamarku, lalu ia masuk kembali, “dia gak ada.” Kemudian aku duduk di tempat tidur, Chris membantuku untuk meletakkan cairan infus di tempat asalnya, “lebih baik aku cari Michael dulu ya, aku gak mau ada kesalahpahaman lagi.” Lalu Chris keluar dari kamar dan mencari Michael. Selagi menunggu Michael, aku berbaring di tempat tidur. Aku memejamkan mataku untuk beristirahat. Aku sangat mengantuk dan segera ingin tidur. *** Paginya aku terbangun dengan keadaan segar, mungkin obat yang diberikan Dokter kepadaku ampuh dan berhasil menyembuhkanku. Aku menegakkan badan dan duduk, lalu aku mengambil segelas air putih yang terletak di meja tepat di samping tempat tidurku. Aku melirik ke arah pintu yang terbuka, Chris masuk ke kamar dan tersenyum kepadaku, “Morning beautiful.” “Morning,” balasku. Chris membawa 2 kotak makanan yang aku tebak isinya adalah cheese burger kesukaanku. Ia meletakkan makanan itu di meja, lalu ia duduk di sampingku, “Aku tau kamu udah ngidam cheese burger, jadi aku beliin kamu cheese burger dan orange juice.” Aku langsung tersenyum bahagia mendengar Chris yang membelikan makanan kesukaanku, “kok kamu tau sih? Padahal aku gak ada ngomong loh.” Chris membuka kemasan cheese burger tersebut dan memberikannya kepadaku, “ya taulah, I know you.” Tanpa basa – basi aku melahap cheese burger yang berada di genggamanku. Aku memejamkan mata, menikmati betapa lezatnya burger ini terasa di lidahku. “Enak kan?” tanya Chris kepadaku. Aku mengangguk, “enak banget.” Chris mengelus kepalaku seraya tersenyum manis, “makan yang banyak biar bayi kamu sehat.” Aku terdiam sejenak, menatap mata Chris dengan dalam. Jantungku berdebar dengan kencang, aku merasakan kegugupan yang begitu hebat. Tiba – tiba aku mengingat Michael, aku baru sadar ia tidak berada di sini sejak semalam, “Michael dimana ya?” tanyaku. Senyuman di bibir Chris pudar ketika aku bertanya soal Michael, “dia ada urusan bisnis di New York.” Aku terkejut mendengar jawaban dari Chris, “urusan bisnis di New York? jadi dia pulang ke New York?” Chris mengangguk, “iya dia pulang ke New York pagi ini.” Aku memegang kepalaku, lalu aku meletakkan cheese burger di atas meja, “kenapa dia gak kasih tau aku?” “Aku gak tau Michelle, mungkin ini urusan yang sangat penting,” jawab Chris. Chris mengambil cheese burgerku dan memberikannya lagi kepadaku, “lebih baik kamu makan dulu, dan kamu gak boleh banyak pikiran.” Aku lanjut makan cheese burger sampai habis. Aku mencoba untuk tidak khawatir soal Michael karena aku tidak mau pikiran burukku mempengaruhi kehamilanku. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa aku mencemaskan Michael. Aku mengambil hpku kemudian aku mengirimkan pesan kepada Michael, ‘kenapa kamu gak ngasih tau aku soal kepergian kamu ke New York?’ Aku dan Chris saling bertatapan. Kemudian ia membelai rambutku, “kamu cantik banget ya kalau abis bangun tidur.” Aku menunduk malu, “kamu bisa aja.” Seorang suster masuk ke dalam kamarku, ia tersenyum, “Michelle sudah boleh pulang ke rumah ya,” Lalu suster mencabut infus di tanganku. “Baik sus,” jawabku. Chris beranjak dari tempat duduknya, “yok pulang, aku beresin ya barang – barang kamu.” “Gak usah repot – repot Chris,” kataku. Chris tetap merapikan barang – barangku, “ih apaan sih kamu, kayak siapa aja.” Setelah semuanya selesai, aku di antar pulang oleh Chris. “Kamu mau tetap tinggal di sini atau ikut ke New York sama aku?” tanya Chris seraya menyetir mobil. “Hmm, aku ke New York aja deh,” jawabku. “Yaudah 2 hari lagi kita akan pulang ke New York. Kita tunggu dulu kondisi kamu pulih,” balasnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN