Aku dan Michael mengenakan busana hitam sebagai tanda berduka. Aku menyetir mobil karena Michael tidak sanggup untuk menyetir, bahkan ia masih belum mau makan pagi ini. Orang tua Michael dikuburkan di pemakaman yang berlokasi cukup jauh dari rumahku yang memakan waktu sekitar satu jam. Di Sepanjang perjalanan Michael hanya diam dan menatap langit. Aku tidak berani untuk mengganggu lamunannya tersebut, aku tau dia butuh waktu atas peninggalan kedua orang tuanya tersebut. Sesampainya di pemakaman, Michael berusaha untuk tegar. Ia menahan tangis dan sesekali mengusap matanya agar air mata tidak menetes membasahi pipinya. “Kamu yang kuat ya,” kataku seraya mengusap punggungnya. “Iya, makasih ya udah nemani aku di saat aku terpuruk seperti ini,” ucap Michael sambil tersenyum kepadaku.