Perkataan yang diucapkan Michael menenangkan hatiku. Mendengar ucapan Michael membuat aku tidak takut lagi untuk masuk ke dalam lift terkutuk itu. Mungkin sekarang aku siap terjebak di dalam lift lagi, asalkan ada Michael yang menemaniku. Tetapi semoga saja aku tidak terkurung di lift itu lagi. “Kalau gak salah aku masih menyimpan pakaianmu di dalam lemariku, apakah kamu mau memakainya dulu sekarang? Karena pakaianmu bekas dari rumah sakit, pasti banyak bakteri,” tawar Michael. “Iya, aku mau,” jawabku. Kemudian aku mengikuti langkah Michael menuju kamarnya. Aku berdiri seraya menunggu di ambang pintu ketika Michael mencari pakaianku di lemarinya. “Apa kamu yakin kalau pakaianku masih ada yang tertinggal di sini?” tanyaku. “Iya. Nah, ini kaos dan celana pendekmu.” Michael berjalan

