“Oh, kalau begitu kamu gak akan masalah dong kalau besok aku akan pergi ketemu dia lagi. Katanya dia mau bertemuku untuk membeli mobil, kan tadi baru pemesanan saja,” kataku. Kupancing api cemburunya sampai ia melarangku untuk bertemu dengan Dean lagi. “Ya, baguslah kalau begitu. Itu kan memang pekerjaan kamu,” balas Chris. “Iya, pekerjaanku mengharuskan aku bertemu dengan laki – laki tampan.” Aku berjalan dan duduk di sofa dengan kaki kiri yang melipat ke kaki kanan. “Berarti aku harus lebih semangat untuk berdandan yang cantik, aku mau mengumpulkan target sebanyak – banyaknya,” lanjutku. Chris beranjak dari kursi kerjanya, kemudian ia mengunci pintu ruangannya dan menutup gorden. Ia duduk di sampingku, “jangan bertingkah yang aneh – aneh.” “Bertingkah aneh? Aku gak ada bertingk

