Part 46

3276 Kata

"Kenapa kamu main tangan begitu saja, Sandy?" Pertanyaan dengan nada menggelegar itu terdengar dari seorang pria yang sejak tadi hanya memperhatikan dan cukup shock atas apa yang anak sulungnya lakukan. Sandy mengangkat kepala, melihat kalau sekarang dia hanya sendirian bersama dengan ayahnya. Giska sudah pergi bersama dengan Andra dan Raia mengejarnya, begitu juga Rommy. Dan Kiki, Sandy bahkan tidak menyadari kapan gadis itu pergi. "Karena dia memang pantas untuk ditampar." Ucap Sandy lirih pada ayahnya. Meskipun tatapannya pada sang ayah terlihat dingin, namun jauh dalam hatinya Sandy merasa menyesal. Tangan kanannya terkepal di sisi tubuhnya dan jantungnya berdebar dengan teramat kencang. "Apa begini Papa mengajari kamu selama ini? Menjadi anak yang kasar?" Tanya ayahnya lagi, Sand

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN