Cassandra masih tersenyum, mengusap rambut-rambut halus yang mulai tumbuh di kepala si kecil itu. Dia sudah mengambil keputusan penting terkait masa depan putranya ini. ‘Bian tinggal di sini, ya! Sama Papa. Mama sakit, Nak. Mama nggak bisa jaga kamu. Ini hukuman Mama karena dulunya suka jahatin papa kamu. Tumbuh dan besarlah sehebat dan sebaik papa kamu. Mama akan selalu berdoa. Kalau mama masih dikasih umur lagi sama Tuhan, Mama akan temuin kamu.’ Crystal pun berjalan mendekati, lalu duduk di samping Cassandra. Sejak tadi dia berusaha meredam amarah agar tak memancing keributan. “Kenapa kamu mau Bian tinggal di sini? Apa yang kamu rencanakan?” tanya Crystal. Cassandra tersenyum sinis, menaikkan pandangannya. Meski berujar congkak, dia hanya ingin Crystal tahu isi hatinya yang sebenarn