BAB 23

2374 Kata

“Kamu jangan pura-pura menghindariku lagi, Mia.” Tanaka menghadangku, jarak kami begitu dekat. Bahkan jika aku maju sedikit saja, jidatku bisa membentur dagu Tanaka. “Aku tidak akan melupakannya walau pun kamu selalu mengalihkan pembicaraan.” “Om, sebentar.” Aku nyengir lebar. “Itu ... cucian belum diangkat. Harinya mendung, lho.” “Mia.” Tanaka menggeram. “Kamu menyebalkan.” “Kan sebelumnya memang begitu.” Kutepuk lengannya dua kali. “Bentar, ya, ada yang jauh lebih penting soalnya.” Sebelum Tanaka menjawab, aku sudah ngacir duluan. Benar yang Tanaka bilang, aku selalu menghindar dan mengalihkan pembicaraan. Bukan karena apa, tapi kalau membahas itu rasanya malu sekali. Aku nggak punya muka untuk jujur di depan Tanaka, sedangkan aku yang dulu-dulu selalu mengumpatinya. Apa semua perem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN