Aku sedang melakukan panggilan video bersama keluargaku. Dari layar ponsel, terlihat sekali wajah Bapak yang ronanya kembali seperti sedia kala, juga Ibu yang akhirnya bilang kalau sudah berhenti kerja di rumah Bu Kades karena Bapak sudah bisa mengajar seperti biasa.“Terima kasih uangnya, Nak. Kami tidak enak karena beberapa bulan ini memakai uang hasil kerjamu. Padahal rencananya mau Ibu tabung untuk keperluan Kimi.” “Jangan, Bu. Kimi sengaja ngirim buat kalian di kampung. Gaji Kimi cukup, kok, bahkan lebih malah.” “Bapak ingin bertanya, tapi selalu lupa. Untung Ibu membahasnya sekarang.” “Oh, ya? Apa itu, Pak?” tanyaku penasaran. “Kamu kerja apa di sana, Nak? Kenapa gajinya sebesar ini?” “Itu ...” Aku menipiskan bibir. “Asisten rumah tangga, Pak. Tapi, pekerjaannya lebih banyak dari