Jovanka terbangun dengan kepala pusing. Entah sudah berapa lama dia tertidur. Terakhir kali dia ingat Jevan membawanya pergi dan dia tak tahu ke mana karena tertidur. Ketika dia terbangun ruangan berwarna abu-abu menyambut dirinya. Jelas ini bukan kamarnya. Hal yang membuat kaget bukan di mana dia sekarang, tapi keberadaan Hezelfin yang sedang menunggunya terbangun. “Kamu,” gumam Jovanka dengan suara tertahan. Dia sedikit lupa dengan nama Hezelfin, padahal mereka sempat berkenalan. “Hai, Kak Jo,” gumam Hezelfin dengan senyum lebar, “senang berjumpa denganmu, hehe,” tukas Hezel tersenyum ramah. “Bagaimana kau bisa ada di sini?” Tanya Jovanka dengan wajah heran. Hezelfin menyunggingkan senyumnya, “Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu padamu? Kenapa kau mengikuti kakakku sampai ke