Keringat dingin mengucur di dahi Heselfin. Tubuhnya bergetar. Tangan kirinya tengah menahan tangan kanannya untuk tidak menaruh racun di ramuan Vile. “Tidak ada gunanya kau terus melawanku, Hezelfin, kau tidak akan bisa bertahan,” bisikan di telinganya terdengar jelas. Hezelfin benci keadaan seperti ini. Dia sudah bertahan sejauh ini, haruskah dia menyerah saja kali ini? Terkadang menyerah bukan hal yang buruk. Dia lelah menghadapi Xaviera Hecratius yang terus menghantui tubuhnya. “Aku tidak akan menyerah begitu saja,” Hezelfin menggigit bibirnya hingga sedikit berdarah. Dia tidak akan membiarkan Xaviera Hecratius menguasai tubuhnya kali ini. Xaviera punya dendam besar pada keluarga D’movic. Dia ingin melenyapkan seluruh keluarga ini. Mereka harus membayar apa yang telah mereka lakuka