Jevan tidak tahu bahwa momen berlutut di hadapan seseorang bisa jadi kenangan menyakitkan baginya dan membuatnya terluka. Bocah kecil itu tidak berdaya saat itu. Semesta tidak pernah memihaknya baik dulu maupun sekarang. Drean memukul lantai berkali-kali karena frustrasi melihat Jevan yang berlutut di hadapan Diav dengan sorak sorai tawa orang-orang di sana. Drean bisa melihat bocah kecil itu hancur namun tak mengerti apa itu hancur saat itu.. "Hentikan bodoh!" Drean tak peduli meneriaki kakaknya dengan sebutan bodoh. Jevan masih belum mau berdiri dari sana. "Berdiri kau, Briem! Apa kau akan diam begitu saja! Berdiri kataku!" Drean berteriak emosi. Bocah kecil itu menyobek kaos bagian bawahnya lalu mengikatnya pada luka di kakinya. Rasanya perih sekaligus nyeri t